
1. SEBELUM MERDEKA
1.1. 1854: Sekolah Kabupaten (mendidik calon pegawai)
1.2. 1854: Sekolah Bumi Putera (terdiri atas 3 kelas dan hanya mengajarkan membaca, menulis, menghituung seperlunya untuk membantu usaha dagang)
1.3. 20 Mei 1908: Boedi Utomo
1.4. 1912: R.A Kartini
1.5. 1922: Taman Siswa di Yogyakarta (sebuah gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa, TS ada sebagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas)
1.6. Pendidikan yang membelenggu
1.6.1. - Pembelajaran hanya terbatas dalam menulis dan membaca. - Yang bisa mengenyam pendidikan hanya orang yang memiliki kasta atau dari keluarga bangsawan. - Kurikulum yang berjalan sesuai dengan ideologi Belanda.
2. SESUDAH MERDEKA
2.1. Dewan Senat Universitas Gadjah Mada, 7 November 1956
2.1.1. Pendidikan adalah tempat segala benih kebudayaan yang harus diwariskan kepada generasi selanjutnya.
2.2. Pendidikan yang membelenggu
2.2.1. - Masih ada kesenjangan kualitas pendidikan di perkotaan dan pedesaan. - Terlalu banyak materi yang dipelajari. - Membebaskan peserta didik untuk mengeksplor ilmu sesuai minat dan bakat. - Menekankan pada penilaian dan evaluasi yang ketat - Pembelajaran berpusat pada guru, metode pembelajaran menggunakan ceramah. - Peserta didik menjadi objek belajar, bukan subjek belajar.
2.3. Kurikulum
2.3.1. Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana Pelajaran 1947
2.3.2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952
2.3.3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964
2.3.4. Kurikulum 1968
2.3.5. Kurikulum 1975
2.3.6. Kurikulum 1984
2.3.7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
2.3.8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
2.3.9. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
2.3.10. Kurikulum 2013
2.3.11. Kurikulum Merdeka
2.4. Kurikulum Merdeka
2.4.1. menerapkan PROFIL PELAJAR PANCASILA yang membutuhkan guru profesional