1. Kulit
1.1. Fungsi kulit
1.1.1. 1. Ekskresi
1.1.2. 2. Perlindungan
1.1.3. 3. Pengaturan suhu badan
1.1.4. 4. Metabolisme
1.1.5. 5. Komunikasi
1.2. Struktur kulit
1.2.1. 1. Epidermis
1.2.1.1. a. Stratum korneum
1.2.1.2. b. Stratum lusidum
1.2.1.3. c. Stratum granulosum
1.2.1.4. d. Stratum spinosum
1.2.1.5. e. Stratum basalis
1.2.2. 2. Dermis
1.2.2.1. a. Lapisan papilar
1.2.2.2. b. Lapisan retikuler
1.2.3. 3. Hipodermis (subkutaneus)
2. Gangguan Sistem Ekskresi
2.1. Gangguan ginjal
2.1.1. 1. Glikosuria Ekskresi glukosa ke dalam urine
2.1.2. 2. Albuminuria Ginjal tidak dapat melakukan proses penyaringan
2.1.3. 4. Diabetes mellitus Kencing manis
2.1.4. 3. Batu ginjal Pengendapan pada rongga ginjal atau kandung kemih
2.1.5. 5. Diabetes insipidus Urine banyak dan encer disertai rasa haus
2.1.6. 6. Poliuria Peningkatan frekuensi BAK
2.1.7. 7. Gagal ginjal (anuria) Kegagalan ginjal dalam memproduksi urine
2.1.8. 8. Uremia Keadaan toksik saat darah mengandung banyak urea
2.1.9. 9. Nefritis ialah radang nefron pada ginjal disebabkan bakteri Streptococcus sp.
2.2. Gangguan Hati
2.2.1. 1. Sirosis hati Berubahnya sel-sel hati menjadi jaringan ikat fibrosa
2.2.2. 2. Hemakromatosis Terlalu banyak menyerap zat besi
2.2.3. 3. Liver
2.3. Gangguan Kulit
2.3.1. 2. Hiperhidrosis
2.3.2. 1. Biang keringat
2.3.3. 3. Anhidrosis (tidak bisa berkeringat)
2.3.4. 4. Bromhidrosis (bau badan)
2.3.5. 6. Kadas atau kurap
2.3.6. 5. Eksem (Dermatitis) = Radang kulit
2.3.7. 7. Kudis
2.3.8. 8. Vitiligo (gangguan pigmentasi)
2.3.9. 9. Athlete's foot
2.3.10. 10. Jerawat
2.3.11. 11. Pruvitus kutanea
2.3.12. 12. Kalvus (mata ikan)
2.4. Gangguan Paru-paru
2.4.1. 1. Kanker paru-paru
2.4.2. 2. Asma
2.4.3. 3. TBC
3. Teknologi Sistem Ekskresi
3.1. 1. Hemodialisis (cuci darah)
3.2. 2. Transplantasi ginjal
3.3. 3. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) = penghancuran Batu saluran kemih dengan menggunakan gelombang kejut yang ditransmisikan dari luar tubuh
3.4. 4. Skin grafting (cangkok kulit)
4. Terjadi pada tubulus distal
5. 5. Menjaga tekanan darah melalui pengaturan pengeluaran garam dan air
6. Proses dalam ginjal
6.1. 3. Augmentasi
7. Zat dalam urine abnormal : 1. Albumin 2. Glukosa 3. Sel darah merah 4. Zat Kapur 5. Batu ginjal 6. Badan keton melebihi normal
8. Hati
8.1. Fungsi hati
8.1.1. Alat ekskresi dengan memecah beberapa senyawa yang bersifat detoksifikasi
8.1.2. Menghasilkan amonia, urea, serta asam urat yang akan diekskresikan ke dalam urine
8.1.2.1. Degradasi hormon insulin Dan hormon lainnya serta degradasi amonia menjadi urea
8.1.3. Menyimpan glikogen
8.1.4. 3. Albumin sebagai komponen plasma darah
8.1.5. Mengaktifkan vitamin D
8.1.6. Fagosit bakteri oleh sel kupffer
8.2. Menghasilkan :
8.2.1. 2. Trombopoietin untuk mengendalikan produksi keeping darah oleh sumsum tulang belakang
8.2.2. 4. Angiotensinogen untuk peningkatan tekanan darah
8.2.3. 1. Empedu untuk membantu pencernaan lemak
8.2.4. 5. Enzim arginase mengubah arginin menjadi ornitin dan urea
9. Ginjal
9.1. Fungsi ginjal
9.1.1. 1. Mengeksresikan zat-zat metabolisme, misalnya amonia
9.1.2. 2. Pengeluaran zat racun
9.1.3. 3. Pengaturan keseimbangan ion-ion penting dalam tubuh
9.1.3.1. 8. Mengubah vitamin D inaktif menjadi vit D aktif
9.1.4. 6. Pengaturan produksi sel darah merah
9.2. Struktur ginjal
9.2.1. 7. Pengendalian konsentrasi nutrisi darah
9.2.2. 4. Pengaturan keseimbangan asam-basa
9.2.3. Korteks (bagian luar)
9.2.3.1. Terdapat kapsula bowman yang berfungsi until menyaring darah
9.2.3.2. Sumsum ginjal yang ada sambungan dari badan malpighi
9.2.4. 1. Penyaringan (Filtrasi)
9.2.4.1. Terjadi pada kapiler glomerulus
9.2.4.2. Dipermudah oleh tekanan hidrolik dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus
9.2.5. Medula (sumsum ginjal)
9.2.6. Badan Malpighi (rongga ginjal)
9.2.6.1. Tempat penampungan urin sementara
9.3. Hal-hal yang memengaruhi produksi urine
9.3.1. 2. Penyerapan kembali (Reabsorpsi)
9.4. Faktor internal
9.4.1. Faktor eksternal
9.4.1.1. Proses penambahan zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam tubulus kontortus distal
9.4.1.2. 1. Suhu lingkungan
9.4.1.3. 2. Jumlah air yang diminum
9.4.1.3.1. Terjadi pada tubulus kontortus proksimal
9.4.1.4. 3. Alkohol
9.4.2. 1. Hormon ADH
9.4.3. 2. Hormon insulin
9.4.4. 3. Sistem renin-angiotensin-aldosteron
9.5. Karakteristik urine
9.5.1. 1. Volume urine orang dewasa 800-2.500 mL/hari
9.5.2. 3. Berat jenis urine 1,003-1,035
9.5.2.1. 2. Warna kuning pucat-kuning tua
9.5.3. 4. Berbau khas
9.6. Komposisi Urine
9.6.1. 1. Zat buangan nitrogen
9.6.2. 2. Benda keton
9.6.3. 4. Toksin dan elektrolit
9.6.4. 3. Asam hipurat