1. Indonesia
1.1. Filosofis
1.1.1. Berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
1.1.2. Menekankan pada pembentukan karakter, moralitas, dan kecerdasan siswa secara seimbang.
1.2. Psikologis
1.2.1. Mengutamakan perkembangan fisik, emosional, dan intelektual siswa.
1.2.2. Pendekatan yang inklusif dan berbasis pada kebutuhan individu.
1.3. Sosiologis
1.3.1. Fokus pada kesetaraan dan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah.
1.3.2. Penguatan nilai-nilai sosial budaya yang beragam.
2. Jepang
2.1. Filosofis
2.1.1. Konfusianisme: menekankan pada disiplin, dan etika kerja.
2.1.2. Bushido: menekankan pada tanggung jawab sosial
2.2. Psikologis
2.2.1. Menekankan pentingnya kestabilan emosional dan mental siswa.
2.2.2. Mengurangi stres melalui kegiatan ekstrakurikuler.
2.3. Sosiologis
2.3.1. Fokus pada pembentukan identitas kolektif dan kerja sama kelompok.
2.3.2. Menekankan pada nilai-nilai kerja sama serta harmoni sosial.
3. Finlandia
3.1. Filosofis
3.1.1. Fokus pada kesejahteraan dan kebebasan individual siswa.
3.1.2. Mengutamakan pengembangan karakter dan keterampilan hidup.
3.2. Psikologis
3.2.1. Mengutamakan pendekatan yang mendukung kesejahteraan emosional dan mental siswa.
3.2.2. Penilaian dilakukan secara formatif, bukan berbasis ujian standar.
3.3. Sosiologis
3.3.1. Menekankan kesetaraan sosial dan integrasi.
3.3.2. Menekankan pada kerja sama daripada kompetisi.
4. Amerika Serikat
4.1. Filosofis
4.1.1. Mengutamakan prinsip kebebasan individu, inovasi, dan pemberdayaan siswa untuk berpikir kritis.
4.1.2. Mengeksplorasi minat dan potensi siswa secara pribadi.
4.2. Psikologis
4.2.1. Fokus pada pengembangan kognitif dan emosional siswa.
4.2.2. Pendidikan yang berpusat pada siswa.
4.3. Sosiologis
4.3.1. Dipengaruhi oleh nilai-nilai inklusi dan kesetaraan kesempatan.
4.3.2. Menekankan pada pengembangan keterampilan sosial,kepemimpinan, dan kolaborasi.