Multikulturalisme

1. Monoisme

1.1. Manusia tidak ditakdirkan untuk sama, tetapi kita hanya ditakdirkan untuk berbeda

1.2. Monoisme mengklaim bahwa nilai kebenaran misalnya harus bersifat tunggal / singular

1.3. Naturalisme

1.3.1. menekankan kesetaraan subjek manusia pada segala lapisan budaya masyarakat

1.4. Kulturalisme

1.4.1. Kulturalisme menegaskan bahwa manusia tidak sama secara individual , tetapi harus sama secara kultural

1.4.2. Kulturalisme mengkonstruksi kesamaan-kesamaan universal yang de-facto terdapat pada semua budaya di bumi

1.5. Monokulturalisme

1.5.1. Homogenitas

1.6. Monoisme memiliki cacat di dalam dirinya karena memandang perbedaan sebagai sebuah penyimpangan atau suatu patologi moral

2. Pluralisme

2.1. Pluralisme budaya memiliki pandangan bahwa realitas sosial manusia pada dasarnya merupakan suatu keragaman atau pluralistik

2.2. Kelemahan pluralisme

2.2.1. Fallacy of holism

2.2.2. Fallacy of distinciness

2.2.3. Positivist, historist or end of history fallacy

2.2.4. Fallacy of ethnicization of culture

2.2.5. Fallacy of closure

2.2.6. Fallacy of cultural determinism

2.2.7. Fallacy of cultural autonomy

3. Menuju multikulturalisme

3.1. Pada awalnya multikulturalisme muncul untuk menyikapi para imigran dari negara lain yang masuk ke negara tertentu

3.2. Filosofi multikulturalisme merupakan refleksi kritis dalam konteks realitas pluralisme masyarakat kontemporer dalam berbagai dimensinya termasuk ras, etnis, sub-etnis, golongan, agama, dll

3.3. Multikulturalisme merujuk pada suatu filosofi yang bertujuan menjelaskan, menjustifikasikan, dan mempromosikan diversitas budaya, kesadaran akan perbedaan kultur dan semangat keterbukaan dalam menghayati identitas perbedaan sosial kita

3.4. Multikulturalisme perlu dirujuk sebagai ideologi penting yang perlu disosialisasikan secara meluas dalam forum diskusi ilmiah di institusi pendidikan maupun percakapan informal praksis dalam ranah sosial kemasyarakatan

4. Indonesia

4.1. Multikulturalisme dapat menghormati perbedaan sosial

4.2. Patut menganut multikulturalisme karena indonesia kaya akan perbedaan budaya dan sosial