1. PENGERTIAN
1.1. USAHA DAN PROCESS MEMPERSATUKAN PERBEDAAN YANG ADA
1.2. PENYATUAN BAGIAN BAGIAN YANG BEDEDA DARI SUATU MASYARAKAT
1.3. UPAYA MENYATUKAN SEURUH UNSUR SUATU BANGSA DENGAN PEMERINTAH DAN WILAYAHNYA
2. CONTOH WUJUD INTEGRASI NASIONAL
2.1. pembangunan Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII)
2.2. sikap toleransi antar umat beragama
2.3. sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayaan daerah lain
3. Upaya Meningkatkan Integrasi Nasional
3.1. meingkatkan secara vertikal
3.1.1. menerapkan rezim terbaik bagi indonesia Ramlan Surbakti(1999:32) yang sebagaimana terdadpat dalam UUD 2945 dan Pancasila
3.1.2. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus
3.1.3. merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret
3.1.4. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan efektif
3.1.5. Meningkatkan Integrasi wilayah Ramlan Surbakti (1999:53) dengan membentuk kewenangan nasioanl pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang kecil
3.2. meningkatkan secara horizontal
3.2.1. Membangun dan menghidupkan terus komitmen , kesadaran ,kehendak untuk bersatu
3.2.2. Membangun kelembagaan di masyarakat berakar dari nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan
3.2.3. Meningkatkan integrasi bangsa Ramlan Surbakti (1999:52) adalah penyatuan sebagai kelompok sosial budaya dalam kesatuan wilayah dalam suatu identitas nasional
3.2.4. Meningkatkan perilaku integratif di Indonesia Ramlan Surbakti (1999:55) dengan upaya bekerja dalam organisasi dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasi
3.2.5. Meningkatkan integrasi nilai di antara masyarakat
4. DIAWALI
4.1. INTEGRASI SOSIAL
5. FAKTOR -FAKTOR INTEGRASI NASIONAL
5.1. FAKTOR PENDORONG
5.1.1. faktor sejarah
5.1.2. keinginan untuk bersatu
5.1.3. rasa cinta tanah air di kalangan bangsa indonesia
5.1.4. rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
5.1.5. kesepakatan dan konsesus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan
5.2. FAKTOR PENGHAMBAT
5.2.1. masyarakat indonesia yang heterogen
5.2.2. wilayah yang begitu luas
5.2.3. besarnya kemungkinan ancaman, tantangan ,hambatan dan gangguan yang merorong keutuhan
5.2.4. masih besarnya ketimpangan dan ketimbangan pembangunan
5.2.5. adanya pahan "etnosentrisme "
5.2.6. lemahnya nilai nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai kepribadian bangsa
6. Permasalahan yang dihadapi
6.1. 1.pembubaran bangsa
6.2. 2.Kerukunan antar Umat Beragama
6.3. 3.Perubahan Nilai-nilai
7. Strategi Integrasi Nasional
7.1. menurut pendapat
7.1.1. Howard Wriggins
7.1.1.1. 1.adanya ancaman dari luar
7.1.1.2. 2. Gaya politik kepemimpinan
7.1.1.3. 3.Kekuatan lembaga- lembaga politik
7.1.1.4. 4.idiologi nasional
7.1.1.5. 5. Kesempatan pembangunan ekonomi
7.1.2. Sunyoto Usman
7.1.2.1. 1. Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai - nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama
7.1.2.2. 2. Masyarkat dapat terhimpun dalam unit sosial , sekaligus memiliki cross cutting affliations sehingga menghasilkan cross cutting layality
7.1.2.3. Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit unit sosial yang terhimpun didalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi
7.2. secara definitif didalam aliniea keempat UUD 1945
7.2.1. 1.Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia
7.2.2. 2.Memajukan kesejahtraan umum
7.2.3. 3.Mencerdaskan kehidupan berbangsa
7.2.4. 4. ikut serta melaksankan kertiban dunia ,berdasarkan kemerdekaan , perdamainan abadi dan keadilan sosial
7.3. upaya memperkukuh integrasi nasional
7.3.1. 1.Membangun dan menghidupkan terus komitmen , kesadaran , kehendak untuk bersatu
7.3.2. 2. Menciptkan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus
7.3.3. 3. membangun kelembagaan yang berakar nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa
7.3.4. 4. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkreat , tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua wilayah
7.3.5. 5.Upaya bersama dan ebinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan bijaksana secara efektif